7 Tips Melancarkan ASI, Bisa Dimulai Sejak Hamil dan Sebelum Bekerja Bun
Menyusui merupakan proses penting dalam memaksimalkan tumbuh kembang anak. Dalam ASI yang diberikan ke anak mengandung bermacam-macam nutrisi, Bunda.
Konselor Laktasi, dr.Ameetha Drupadi, CIMI, mengatakan bahwa menyusui juga memberikan manfaat luar biasa bagi sang Bunda. Menurutnya, menyusui setelah melahirkan bisa membantu mengurangi pendarahan pasca persalinan.
"Untuk bayi, tentu menyusui dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkannya dan ASI itu tidak bisa tergantikan," kata Ameetha, dalam Live Instagram HaiBunda berjudul Peran Suami dalam ASI Eksklusif Bunda, belum lama ini.
"Pada ibu yang baru melahirkan dan bayi menyusu langsung ke payudara, dia kan merangsang kontraksi rahim ibu, sehingga akan mengurangi pendarahan pasca melahirkan," sambungnya.
Menyusui juga dapat membentuk ikatan batin antara Bunda dan buah hati. Dengan menyusui, Bunda akan menjadi lebih percaya diri karena merasa bisa merawat bayi dengan pengasuhan yang tepat.
Nah, keberhasilan menyusui juga tak akan lengkap tanpa adanya edukasi yang benar untuk para Bunda. Edukasi ini umumnya sudah bisa didapatkan ketika Bunda hamil atau menjelang persalinan ya.
Edukasi ke konsultan laktasi dapat dilakukan bersama support system, termasuk suami dan keluarga terdekat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat panduan tentang tujuh kontak laktasi untuk mendukung menyusui.
Di setiap tahap kontak menyusui, Bunda diharapkan bisa ke konselor laktasi untuk mendapatkan edukasi ya. Berikut 7 kontak menyusui seperti dijelaskan oleh dokter Ameetha:
1. Usia kehamilan 28 minggu
Sejak hamil, Bunda disarankan untuk konsultasi ke konselor laktasi tentang manajemen menyusui setelah melahirkan dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Di masa ini, suami dan keluarga terdekat perlu mendampingi dan mendapatkan edukasi serupa untuk menjadi support system Bunda.
"Jadi dari mulai dari usia kehamilan 28 minggu atau 7 bulan, Bunda, Ayah, beserta keluarga, sebaiknya konsultasi ke konselor laktasi untuk mendapatkan edukasi," kata Ameetha.
2. Usia kehamilan 36 minggu
Pertemuan kedua dengan konselor laktasi bisa dilakukan ketika usia kehamilan 36 minggu. Konselor laktasi akan menjelaskan kembali tahapan IMD dan teknik pelekatan menyusui yang tepat.
"Konsultasi tentang penyakit-penyakit sebelumnya dan juga teknik pelekatan menyusui saat pertemuan kedua," ujar Ameetha.
3. Setelah melahirkan
Pertemuan ketiga dengan konselor laktasi dilakukan kembali sesaat setelah Bunda melahirkan. Di sini, Bunda akan langsung mempraktikkan IMD dengan bantuan konselor laktasi.
IMD sangat penting ya, Bunda. Melalui skin to skin di IMD, Bunda bisa menciptakan ikatan batin atau bonding dengan Si Kecil.
4. Masa perawatan
Sekitar hari ketiga pasca melahirkan, Bunda akan kembali dibimbing untuk menyusui buah hati. Konselor laktasi akan memberitahu cara dan posisi menyusui yang benar.
Nah, selama masa perawatan, jangan segan untuk bertanya ke konselor laktasi tentang kekhawatiran Bunda menyusui ya. Jangan lupa untuk memastikan pelekatan menyusu sudah benar agar bayi cukup ASI.
5. Setelah satu minggu melahirkan
Pertemuan kelima dengan konselor laktasi dapat dilakukan setelah satu minggu melahirkan. Biasanya kebanyakan Bunda sudah pulang ke rumah dan mulai mengurus anaknya sendiri nih.
6. Setelah 28 hari melahirkan
Kunjungan keenam dapat dilakukan setelah 28 hari melahirkan. Pastikan Bunda menceritakan keluh kesah selama menyusui ya. Bicarakan juga ke konselor laktasi tentang perkembangan anak selama menyusui.
7. Sebelum masuk kerja
Sebelum Bunda memutuskan masuk kerja, sebaiknya kembali konsultasi ke konselor laktasi. Ibu bekerja memerlukan edukasi lebih dalam manajemen ASI perah.
"Kemudian usia sebelum Bunda masuk kerja, biasanya sebelum usia bayi 3 bulan bisa ke konselor laktasi," kata Ameetha.
Sumber: https://www.haibunda.com/menyusui/20210806173055-54-231128/7-tips-melancarkan-asi-bisa-dimulai-sejak-hamil-dan-sebelum-bekerja-bun/2